MJ. Medan – Peristiwa unik terjadi di tengah hiruk-pikuk Pilkada serentak yang berlangsung pada 27 November 2024. Di Medan, Sumatera Utara, seorang kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membagikan kisah yang mencampur aduk emosi antara tugas politik dan kemanusiaan.
Kisah ini dimulai ketika seorang warga, yang menjadi korban banjir di Gg. Eka Rukun, Medan Johor, menelepon seorang kader PKS. Dengan nada mendesak, warga tersebut meminta bantuan nasi untuk korban banjir. “Sebentar lagi kami ke lokasi, nasinya sedang disiapkan,” ujar kader PKS menjawab desakan warga. Namun, telepon terus berdering, sementara kader tersebut harus membagi perhatian antara tugas mengawal Pilwalkot dan membantu korban banjir.
Abdul Aziz, seorang tokoh masyarakat Medan dan kader PKS, mengungkapkan kepada media bahwa situasi tersebut mencerminkan dilema yang dialami kader-kader PKS di berbagai wilayah. “Kami harus menyeimbangkan tugas konstitusi dalam Pilkada dengan panggilan nurani untuk membantu korban banjir. Alhamdulillah, keduanya dapat kami jalankan dengan tulus,” ujar Aziz.
Dalam pertemuan itu, warga yang dikenal cerewet ini sempat bertanya apakah PKS memberikan bantuan untuk makan siang dan malam, selain sarapan pagi. Sang kader dengan santai menanggapi, “Bapak tadi waktu pencoblosan, coblos siapa? Coblos HIRO nomor 3?” Warga tersebut hanya menjawab dengan malu-malu, “Rahasia, itu urusan saya.”
Warga yang sebelumnya sempat menyalahkan PKS karena tidak mendukung calon tertentu kini justru berterima kasih atas kepedulian partai terhadap korban banjir. Meski situasi banjir ini datang bersamaan dengan Pilwalkot, kader-kader PKS tetap aktif menyalurkan bantuan kepada masyarakat.
“Musibah dan bencana tidak pernah bisa kita prediksi, tetapi kader PKS selalu siap membantu. Ini adalah bagian dari tugas kami sebagai pelayan masyarakat,” tambah Aziz.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan memprediksi bahwa curah hujan di Sumatera Utara akan berlangsung hingga 4 Desember 2024. Intensitas hujan ringan hingga lebat berpotensi menimbulkan banjir dan longsor di sejumlah wilayah.
Hingga hari ketiga setelah banjir melanda, kader-kader PKS di Medan dan sekitarnya tetap aktif membantu korban, membuktikan bahwa meski berada di tengah hiruk-pikuk Pilkada, kepedulian terhadap masyarakat tetap menjadi prioritas.
Pilkada serentak yang penuh dinamika ini menjadi pengingat bahwa kalah dan menang adalah bagian dari kehidupan. “Seperti itulah sifat dunia, di mana pergiliran hari-hari telah ditentukan oleh Sang Khalik,” ujar Aziz.
Banjir dan Pilkada di Medan ini menjadi cerminan sifat masyarakat yang penuh warna, antara harapan, kekecewaan, dan keharuan yang membuncah. Meski begitu, semangat gotong royong dan kepedulian tetap menjadi kunci dalam menghadapi segala tantangan.