Opini  

Rocky Gerung Serukan People Power! Sebuah Seruan Kebangsaan yang Menggugah Nurani Rakyat

Rocky Gerung Serukan People Power! Sebuah Seruan Kebangsaan yang Menggugah Nurani Rakyat

MJ. Jakarta – Dalam sebuah momentum sarasehan kebangsaan yang digelar oleh Sarikat Islam di Jakarta, sejumlah tokoh nasional berkumpul dan menyuarakan kegelisahan hati terhadap kondisi bangsa dan negara yang semakin mengkhawatirkan. Acara tersebut dihadiri oleh para tokoh publik ternama seperti Faisal Batubara, S.E., M.A. (alm. Faisal Basri), Agustanzil Sjahroezah (Ibong Sjahroezah), AA Lanyalla Mahmud Mattalitti (La Nyalla), Hamdan Zoelva, Ferry Joko Yuliantono, SE., Ak., M.Si., Mohammad Jumhur Hidayat, Prof. Rocky Gerung, dan Refly Harun, S.H., M.H., LL.M. Tak ketinggalan hadir pula seorang tokoh Sunda dari Sumedang Larang, R. Guy Lesmanasadu, yang kini menetap di Jakarta.

Acara yang mengusung tema “Sarasehan Kebangsaan” ini dihadiri ratusan peserta, bahkan sebagian harus berdiri karena kehabisan tempat duduk. Semua tokoh yang hadir menyampaikan pandangan kritis dan pemikiran strategis mengenai arah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Di antara seluruh pembicara, nama Prof. Rocky Gerung kembali mencuri perhatian. Dalam sebuah wawancara singkat usai dirinya tampil di podium, Rocky dengan tegas menyerukan pentingnya People Power sebagai solusi terakhir untuk menyelamatkan bangsa.

Ketika ditanya, “Apakah People Power adalah jalan untuk merubah situasi saat ini?”, Rocky menjawab lantang, “Itu terakhir, karena semua hal sudah kita lakukan.” Saat didesak kembali soal kemungkinan special convention, Rocky kembali menegaskan keyakinannya: “Konvensi kita adalah People Power.”

Rocky menilai bahwa People Power merupakan bentuk ekspresi rakyat yang paling sah ketika seluruh saluran demokrasi dianggap telah buntu. Seruan ini lahir dari keprihatinannya terhadap kondisi negara yang menurutnya terus memburuk sejak tahun 2014.

Lebih jauh, seruan Rocky tentang People Power bukanlah ajakan untuk bertindak anarkis. Ia menekankan pentingnya gerakan rakyat yang santun, elegan, dan bermartabat sebagai upaya menyelamatkan bangsa secara kolektif.

Pandangan Rocky ini seolah beririsan dengan pesan moral yang terkandung dalam QS An-Nissa ayat 78, sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Tahlili. Ayat tersebut menegaskan bahwa kematian adalah takdir Allah yang tak dapat dielakkan, sekaligus mencela mereka yang enggan berjuang demi kebenaran karena takut mati. Dalam konteks ini, People Power dimaknai sebagai wujud keberanian dan keimanan untuk melawan kebatilan, meski harus menghadapi risiko besar sekalipun.

Ayat tersebut juga menyindir kepicikan akal dan lemahnya iman mereka yang menyalahkan pihak lain atas kesulitan hidup, sementara orang-orang beriman percaya bahwa segala sesuatu datang dari Allah, baik atau buruk. Pemahaman inilah yang menjadi pijakan moral bagi mereka yang berani menyuarakan kebenaran, termasuk melalui gerakan rakyat.

Setelah mengakhiri sesi wawancara, penulis terus merenungi alasan mendalam di balik seruan Rocky Gerung. Apakah pemikirannya benar-benar selaras dengan nilai-nilai Qur’ani sebagaimana termaktub dalam QS An-Nissa ayat 78?

Wallahu a’lam bishawab. Jawaban terbaik hanya milik Allah, namun panggilan hati nurani untuk memperjuangkan kebenaran akan selalu menemukan jalannya.

Penulis: Yana Sumaryana Kepala Perwakilan Wilayah Jawa Barat Majalah JakartaEditor: Red