Sudah 5 Bulan Warga Terendam Banjir di Cipayung Depok, Belum Ada Penanganan dari Pemkot

Sampah yang terus turun dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung semakin menumpuk, terutama di area jembatan

DEPOK – Banjir di Kelurahan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat, tak kunjung surut sejak 5 bulan lalu.

Banjir yang merendam jembatan penghubung Bulak Barat Cipayung dan Pasir Putih mulai mengganggu akses jalan sejak September 2023. Namun saat itu banjir masih surut dan jalan dapat kembali dilalui, berbeda dengan sekarang yang airnya tidak kunjung surut.

Jalur alternatif yang menghubungkan Bulak Barat dan Pasir Putih tidak bisa dilewati secara permanen sejak akhir 2023. Kini, ketinggian banjir mencapai 1,5 meter dari permukiman.

Salah seorang warga di lokasi, Naserih, mengaku telah menghubungi berbagai pihak untuk menyampaikan keluhan dan laporannya. Namun hingga saat ini belum ada penanganan lebih lanjut dari pihak terkait.

“Segala upaya sudah dilakukan mulai dari lapor ke Kelurahan, Kecamatan, bahkan sampai ke Wali Kota Depok. Jadi tinggal penyelesaiannya saja yang belum ada tindakan,” ucap Naserih dilansir detikcom.

Ia menjelaskan alasan wilayahnya masih direndam banjir sejak 5 bulan lalu. Dia menduga banjir tak surut lantaran penumpukan sampah.

“Penyebab banjir karena ada penyempitan badan Kali Pasanggrahan. Sampah dari pembuangan itu nggak bisa padat, terus turun ke badan Kali Pasanggrahan jadi air tidak ada celah air buat ngalir,” ujarnya.

Sampah yang terus turun dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung semakin menumpuk, terutama di area jembatan. Badan Kali Pasanggrahan yang menyempit membuat air meluap ke area pemukiman warga.

“Sebelumnya Kali Pasanggrahan itu lebarnya 4-5 meter, saat ini cuma 1 meter karena penyempitan oleh sampah. Dua rumah warga terendam banjir dan pabrik tahu juga berhenti beroperasi karena banjir,” kata Naserih.

Tak hanya bangunan, banjir juga merendam pemakaman warga di sekitar Bulak Barat Cipayung. Kebanyakan merupakan makam keluarga.