DEPOK – Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah 2024 di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, bakal diwarnai peristiwa politik unik bila dibandingkan dengan pilkada di daerah lain.
Betapa tidak, setelah menghasilkan pasangan perempuan bupati/wakil bupati pada periode 2021–2024, yakni Bupati Hj. Ratna Mahmud dan Hj. Suwarti, pada Pilkada Serentak 2024 ini kembali menyajikan peristiwa langka karena ada “pertarungan” dua keluarga pada kontestasi di daerah itu.
Ratna dan Suwarti kembali maju pada Pilkada 2024, namun bukan lagi satu paket karena sudah “pecah kongsi”. Keduanya sama-sama maju menjadi bakal Calon Bupati Musi Rawas. Ratna didukung tujuh partai politik yakni Golkar, PDIP, PBB, PKS, PKB, PAN, dan Demokrat, sedangkan Suwarti diusung Partai Nasdem dan tujuh partai nonparlemen.
Uniknya, Ratna dan Suwarti menggandeng bakal calon wakil bupati dari kerabat atau keluarga dekat pesaingnya. Meski keempat orang itu memiliki domisili berjauhan, secara elektabilitas memiliki basis dukungan yang signifikan.
Ratna, bupati petahana, pada Pilkada 2024 menggandeng Suprayitno sebagai calon wakil bupati. Suprayitno merupakan adik kandung dari Suwarti, pesaing Ratna.
Suwarti juga memilih bakal calon wakil bupati, Thamrin Hasan, keponakan Ratna Mahmud.
Suwarti mengaku kondisi ini bukan sebuah kesengajaan karena sejak awal sudah berjuang untuk bisa menjadi pasangan pada Pilkada 2024. Perjuangan keduanya untuk mendapatkan “perahu” partai juga berliku.
Bahkan Suwarti yang sudah dua kali menjadi Wakil Bupati Musi Rawas, yakni periode 2016–2021 dan 2021–2024, nyaris tidak bisa maju pada Pilkada 2024. Padahal, ia merupakan Ketua DPC Gerindra Kabupaten Musi Rawas. Namun, DPP Gerindra malah memutuskan memberikan dukungan kepada duet Ratna-Suprayitno.
Di sisi lain, ia memiliki dorongan kuat untuk menghindarkan pilkada di daerah itu muncul kotak kosong, atau yang menurut dia disebut kaleng kosong.
Pilkada 2024 di Kabupaten Musi Rawas sebelumnya memang hanya menghadirkan satu pasangan calon. Namun konstelasi politik berubah setelah putusan Mahkamah Konstitusi yang menurunkan ambang batas dukungan suara partai 7,5 persen dari suara Pemilu 2024. Perjuangan Suwarti untuk bisa mendaftar ke KPU akhirnya tak bertepuk sebelah tangan.
Saat sang adik Suwarti, Suprayitno, sudah aman berpasangan dengan Ratna Mahmud, tandem Suwarti selama 4 tahun di Musi Rawas, Suwarti, kala itu masih harus berjuang mendapatkan tiket mengikuti pilkada.
Akhirnya Nasdem meminang perempuan kelahiran 27 Oktober 1958 itu untuk maju pada Pilkada 2024 di Musi Rawas. Namun, ia harus membayar tiket itu dengan pindah ke Nasdem agar bisa mendaftar ke KPU Musi Rawas sebagai bakal calon kedua di daerah itu.
Dengan menumpang becak, Suwarti datang ke KPU dan memastikan namanya terdaftar sebagai peserta Pilkada 2024 sekaligus menyingkirkan kotak kosong yang sejak awal digadang-gadang akan menjadi lawan duet Ratna Mahmud-Suprayitno.
Itulah kisah unik nan langka Pilkada 2024 di Musi Rawas. Pada Pilkada 2020 juga tak kalah fenomenal karena menghasilkan bupati dan wakil bupati dari kaum perempuan.
Selama berduet memimpin Kabupaten Musi Rawas 2021–2024, perjalanan Ratna Mahmud dan Suwarti berlangsung mulus dan harmonis. Keduanya merupakan bupati/wakil bupati perempuan dan satu-satunya di Sumsel yang jarang ditemukan di daerah lain.
Jejak itu, di Sumsel mungkin diikuti oleh peserta Pilkada 2024 di Kota Palembang, yakni pasangan Fitrianti Agustinda-Nandriani Oktarina. Di Provinsi Sumsel sendiri terdapat 18 perempuan yang ikut berlaga pada Pilkada 2024 dari total 94 calon kepala dan wakil kepala daerah.
Dari belasan perempuan peserta Pilkada 2024 itu, tujuh di antaranya menjadi calon kepala daerah, antara lain, Ratna Mahmud dan Suwarti di Kabupaten Musi Rawas.
Sumber: Antaranews