MJ. Jakarta – Tempat Tanggal 1 Desember 2024 Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia (UKI) genap berusia 51 tahun. Acara Ulang Tahun diadakan di Loby Poli Rawat Jalan RSU UKI Senin (2/12/2024). Dihadiri Rektor UKI Prof. Dr. Dhaniswara K. Harjono, S.H., M.H., MBA, Pengurus Yayasan UKI Edward Sirait SE, MM, Dr. Idama Oppusunggu MM Plt. Direktur Utama RSU UKI, Direktur keuangan umum & SDM RS UKI – Dr. Jisman M. Lubis, MM, MBA, dan para Dewan Pengawas RSU UKI juga para karyawan RSU UKI dan para Dokter.
Dalam sambutannya sebagai Rektor UKI Prof. Dr. Dhaniswara K. Harjono, S.H., M.H., MBA mengucapkan Dirgahayu RSU UKI ke 51 tahun Dimana kata Dhaniswara usia yang sedang hebat hebatnya Dimana selih usia 20 tahun, jadi pada saat RSU UKI lahir usia UKI 20 tahun.
“Kita berharap usia kita kejar kejaran terus artinya tidak ada satu pun yang tumbang. Dalam situasi apapun juga. Dan tentunya begitu banyak harapan baik dari warga UKI maupun Masyarakat pada umumnya bahawa RSU UKI akan berkembang setiap waktu semakin hari semakin baik. Semakin bermanfaat bagi Masyarakat Dan bagian dari komitman tentunya dimulai dari diri sendiri,” ungkapnya.
Bagi Dhaniswara mengatakan, kalau mau lihat RSU UKI besar, mualailah dari diri sendiri harus mencintai, memanfaatkan institusi yang membesarkan. Kalau orang lain bisa besar percayalah RSU UKI pun bisa menjadi besar.
“Mari kita perbaiki bersama sama jangan pernah menyalahkan, saling memotifasi tapi yang lebih penting dari itu adalah mari kita perbaiki bersama sama semuanya untuk kemuliaan nama Tuhan,” ucapnya.
Sementara itu sebagai Pengurus Yayasan UKI Edward Sirait SE, MM mengucapkan bersukur kepada Tuhan karena sampai hari ini RSU UKI berumur ke 51 dengan segala catatannya RSU UKI masih bisa hadir dan ini disyukuri dan ini adalah berkat Tuhan, ujarnya.
Kedua lanjut Edward, harus mensyukuri juga kepada para pendiri RSU UKI yang mendirikan ini. Kalau mereka mereka tidak mendirikan ini tentunya kita nggak duduk disini, jadi kita berterimakasih juga kepada mereka. Ketiga, mengucapkan selamat kepada seluruh direksi dan dan karyawan karyawan UKI yang tela bekerja dan sampai dengan saat ini RSU UKI masih boleh beroperasi.
“Saya berharap kita harus merenungkan kembali apa yang terjadi selama 51 tahun sehingga RSU UKI berada pada posisi sekarang. Saya yakin pasti teman teman punya penilaian terhadap posisi RS UKI sekarang,” ungkapnya.
Bagi diri Edward sendiri melihat RSU UKI sesuatu yang Ajaib. Kenapa, sekian tahun perjalannnya biasa biasa saja tapi masih bisa hidup sampai sekarang.
“Tolong kita renungkan kenapa ini bisa terjadi. Kalau bukan kasih Tuhan nggak akan terjadi ini. Kenapa saya minta direnungkan masa lalunya, karena Tuhan kasih kita otak untuk memperbaiki sesuatu yang tidak baik. Untuk meningkatkan kinerja kita supaya lebih baik. Tapi kalau kita tidak pakai dan jalankan suatu saat Tuhan akan marah. “ Kamu saya kasih kesempatan kamu nggak mau merubah diri”. dan perubahan itu yang pasti,” tandasnya.
Dari pengamatan Edward Sirait melihat sekarang peraturan Rumah Sakit mungkin akan keluar lagi dirinya akui nggak tau apa yang yang ditargetkan oleh pemerintah sekarang khususnya Presiden Prabowo kepada Kementerian Kesehatan. Banyak hal yang akan berubah, urainya..
Pertanyaannya kata Edwad Kembali, apakah insan rumah sakit siap berubah? Satu contoh tahun 2025 rumah sakit Internasional akan masuk ke Indonesia secara massif. Pertanyaan apakah kita bagian dari insan Kesehatan notabene RSU UKI siap menghadapi pertarungan itu, ujar Edward bertanya.
“Saya minta RSU UKI termasuk orang orang yang di dalamnya kalau anda tidak mau berubah, berjuang, dan sama sama memperbaiki RSU UKI akan masuk ke satu titik “Berhenti,”.
Untuk itulah Edward Sirait meminta dengan tegas pada ulang tahun yang 51 tahun ini coba managemen dan dewan Pengawas menjadikan ini sebagai awal kilas balik merenungkan mencari data, informasi apa sih yang terjadi selama 51 tahun RSU UKI. Itu menjadi landasan bagaimana memperbaiki kedepan. Kedua, antisipasi perubahan juga. Perubahan begitu cepat.
“Jadi saya ingatkan, terlepas saya jadi pengurus dan tidak pengurus, bisnis itu akan berakhir pada titik ketika pemiliknya tidak mampu lagi mendanai devisit yang terjadi dia akan menyerah,” ucapnya tegas. Umur yang 51 tahun kata Edward, ini bukan umur yang pendek sebenarnya dalam bisnis seharus RSU UKI sudah maju dan berkembang dan sudah dewasa, tetapi kita sepertinya ditarik bersaing dengan rumah sakit yang baru jauh lebih baik dari segi apa pun, ucapnya.
Untuk itulah Edward Sirat berharap, sebagai pengurus tolong sejalan, jangan ada menciptakan komando komando baru ikuti direksi satu arah kalau masih banyak faksi (kelompok kelompok) tinggalkan saja. Jadi kepada senior senior bantu kami bagaimana RSU UKI dapat berubah kedepannya, pintanya.
Sementara itu disisi lain Dr. Idama Oppusunggu MM sebagai Plt. Direktur Utama mengatakan apa yang dikatakan ketua Yayasan Edward Sirait itu menjadi masukan buat kami dan membangun RSU UKI kedepan menjadi lebih baik. Karena RSU UKI kata Idama, memiliki potensi yang besar. Di Usia yang 51 tahun ini langkah yang baik. Kematangan sudah ada, tetapi harus terus ditingkatkan supaya RSU UKI ini bisa menjadi bagian dari kompetisi dari RSU seluruh Indonesia yang sangat pesat.
“Kami yakin kedepan dengan banyaknya perubahan perubahan yang RSU UKI lakukan dari segala fisik, jenis pelayanan, kualitas pelayanan, itu akan membuat pasien akan tertarik memilih RSU UKI. Dimana RSU UKI yang strategis tempatnya, orang orang mengenal UKI sudah lama. Saya yakin itu nanti dalam 1 tahun kedepan akan banyak perubahan nantinya.
Diakui Idama sebagai Direktur Utama sampai saat ini sudah banyak yang sudah dilakukan terutama mengenai kualitas pelayanan. Dimana kualitas pelayanan itu bisa dari SDM, fasilitas medis, teknologi yang canggih, peningkatan pelayanan gigi, peningkatan pelayanan bedah saraf.
“Itulah keyakinan kami akan mengembalikan RSU UKI menjadi Trauma Center. yang seperti dulu, tapi saat ini kami akan memilih menjadi layanan unggulan kami menjadi pilihan komunitas diabetes Jakarta Timur untuk bisa kami menjadi wadah untuk memberikan pelayanan yang terpadu. Juga tumbuh kembang anak ini akan kami lakukan, katanya.
Bagi Idama, RSU UKI tidak harus berubah bentuk seperti apa tetapi bentuk Gedung ini mungkin bisa dipertahankan tetapi kualitas fisik itu memang harus diperbaiki. Tetapi tidak ada gunanya fisik Gedung bagus kalau kualitas pelayanan nggak bagus. Kualitas pelayan yang harus diperbaiki pertama adalah emergency dirubah dalam kualitas pelayanan sehingga pasien merasa percaya dalam keadaan emergency dapat ditangani cepat dan pelayanannya baik. Dan yang utama dokter yang jaga harus bagus. Itu yang yang harus diperbaiki juga, ucapnya.
Dijelaskan Idama, Dimana saat ini rawat inap RSU UKI sebagian besar datang dari konversi datang dari IGD . Untuk itulah IGD harus diperbaiki. Sebagai penanganan pertama di sekitar masyarakat Jakarta timur khususnya. Untuk itulah para dokter yang ada di IGD pun ditrening dan diwajibkan memiliki sertifikat Emergency. Demikian juga rawat jalan diperbaiki dari sisi kedisipilinan dokter, dokter juga memberikan pelayanan kepada pasien juga dengan baik dan ramah, tuturnya,
Kedepan Dr. Idama Oppusunggu MM berharap RSU UKI kedepan lebih baik lagi demikian juga untuk karyawan sudah lebih baik, dan menjalakan SOP RSU UKI dan adanya kenginan membuat maju RSU UKI semua dari hati dan tidak egois, mengabdilah yang benar untuk RSU UKI demikian juga kalau dia cinta, cintai RSU UKI dengan benar. Dan paling utama adalah setia untuk RSU UKI setia untuk kepentingan orang banyak pasti hasil jauh lebih bagus, urainya.
Disisi lain sebagai Direktur keuangan umum & SDM RS UKI – Dr. Jisman M. Lubis, MM, MBA menjelaskan, sesuai dengan tema ulang tahun RSU UKI ke 51 tahun Adaptif, solutif, inovatif, untuk berkelanjutan. Apa yang menjadi keinginan dari para pasien itu adalah merupakan salah yang di berikan solutif dimana keinginan pasien itu dokter dokter itu harus tepat waktu. Kedua, adalah bentuk pelayanan untuk obat. Khusus pelayanan obat yang racikan itu maksimum 30 menit sedangkan non racikan 15 menit, ujar Jisman.
Bicara masalah SDM lanjut Jisman yang digunakan adalah metode servis poin. Artinya apa, semuanya jika karyawan bagus, pelayanannya puas, otomatis poin dari RSU UKI akan menjadi lebih baik. Kedua, Jisman menerapkan tata kelola Perusahaan atau good governance gaverman hospital yang lebih baik.
“Bahwa kita akan melakukan segala sesuatu yang transparan. Jadi tanpa ada transparansi ini tentunya tidak menjadi lebih baik. Kedua, kita akan membuat satu komunikasi yang komunikatif baik itu kepada tenaga medis, seperti perawat, administratif terutama kepada para dokter. Tujuannya untuk Kerjasama yang baik untuk semuanya, ucapnya.
RSU UKI ini adalah sudah berusia 51 tahun di dalamnya berbeda dari yang dulu dulu. Karena yang diinginkan orang bukan soal megahnya fisik tetapi lebih kepada bagaimana melayani dengan baik, baik tenaga medis, dokter semua berjalan dengan baik.
“Jadi sekali saya tekankan bahwa pasien sekarang bukan melihat Gedung fisiknya tetapi alat alat medis yang didukung yang memadai. Inilah prioritas utama RSU UKI dalam rangka menuju RSU terdepan di era persaingan yang semakin kompetitif,” ujarnya.
Dalam rangka mendukung program pemerintah untuk menuju Indonesia sehat kata Jisman, sudah berkordinasi dengan BPJS. Bahwa RSU UKI tidak membeda bedakan itu semua terkait pelayanan. Soal administrasi apakah itu pribadi, intinya pelayanan semua sama tidak membeda bedakan, pungkasnya.