MJ. Jakarta – Bertempat di Teater Museum Sejarah Jakarta (Fatahillah), Kota Tua, Jakarta. Senin (30/9/2024) menjadi suka cita besar bagi majalah Jakarta di mana berusia Anniversary ke-1 MajalahJakarta.id, acara ini digelar secara sederhana dengan di hadiri tokoh tokoh pengamat seni hingga pratisi hukum meriahkan acara. Ini.
Dalam Milad 1 Majalahjakarta.Id ini digelar juga Dialog Kebudayaan dengan tema “Sejarah Kebudayaan Menelusuri Jejak Warisan Kota Jakarta” dengan menghadirkan Narasumber yang mumpuni dibidangnya. Diantaranya Stefanus Gunawan SH. M.Hum Praktis Seni dan Pengamat hukum, Benny Ashar Ketua Umum Serikat Pemersatu Seniman Indonesia (SPSI) Mustafa hadi Karya S.I Ketua Forum wartawan Jaya ( FWJ) Indonesia Johanes Marbun Pakar Budaya dan Sogi Sasmita (Pemimpin Majalah Jakarta.id). Acara ini juga dihadiri para wartawan yang tergabung dalam FWJI dan lainnya.
Dalam pembukaan Dialog sebagai narasumber Stefanus Gunawan SH.M.Hum menegaskan, berbicara tentang tentang Seni Budaya Bangsa, sebenarnya kata Stefanus Gunawan Negara sudah cukup banyak memberikan aturan aturan tersebut. Baik UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta, kemudian UU No 5 tahun 2017 tentang kemajuan budaya juga ada Keppres 84 tahun 1999 tentang Seni dan Budaya Bangsa. Jadi sudah cukup banyak, kata Stefanus Gunawan tegas.
Tapi disisi lain Praktsi Hukum ini melihat kenapa masih banyak seniman seniman secara ekonomi hidupnya tidak sebanding dengan hasil hasil karya yang diciptakan. Musisi, pencipta lagu pemahat, pematung, seni tari dan berbagai macam seni yang dianggap sebagai seniman. Tidak sebanding dengan hasil karya karyanya. Pertanyaannya, kemana peran negara dalam hal ini?, ungkap Stefanus Gunawan bertanya.
Secara tegas Ketua DPC Peradi SAI mengatakan, Dimana di negara maju, menciptakan suatu karya dari beberapa generasi betul betul dinikmati kasil karyanya, dan hasilnya keuntungan ekonominya juga sangat luar biasa karena negara hadir memberikan perlindungan hukum, ucapnya.
Disisi lain kata Dia, Idonesia begitu luas dari sabang sampai Merauke begitu banyak seni budaya Indonesia. Jika ini dapat dikemas dengan baik dan Profesional . ini sudah cukup.
“Kalau dari seni dan Budaya dikemas dengan baik dan Profesional dan dipertontonkan kepada Dunia ini sudah luar biasa sekali. Indonesia yang memiliki seni dan Budaya yang begitu banyak ini menjadi asset yang tidak terhingga di bangsa ini. Ini saja di Kelola dengan baik. Bangsa ini akan di pandang dunia dengan Seni dan Budayanya,” tegas Dia.
Diakhir pandangannya Intinya adalah dan harapan saya seluruh anak bangsa sangat berharap khususnya seniman seniman Indonesia, Negara harus hadir memberikan suatu perlingungan hukum . contoh banyak hasil karya anak bangsa karena masalah pendaftaran hak cipta terbentur atau dikarenakan biaya, sejingga tidak didaftarkan dan di klaim oleh individua tau Lembaga lainnya yang mempunyai niat buruk mengkalim itu hasil kasil karya ciptanya, itu sebetulnya bukan. Disisi lain juga banyak seni dan budaya Indonesia diklaim oleh negara negara tetangga kita. Seperti batik, tari, Reog dan lainnya ini sangat miris.
“Jadi cermin suatu negara itu dilihat dari Seni Budayanya. Untuk itu dipemerintahan yang akan datang ada satu Kementerian Khusus yang membidangi seni budaya itu. Jadi negara harus hadir untuk seni budaya ini untuk mengangkat derajat para seniman Indonesia.”
“Kita adalah negara yang majemuk yang begitu prural yang begitu banyak keanekaragaman budaya dan bangsa ini. Semoga itu tidak hilang dengan kemajuan jaman dengan masuknya budaya budaya asing ke Indonesia bahwa Budaya Indonesia luar biasa hebatnya. Untuk itu peran rekan media untuk mengangkat yang berkaitan dengan seni budaya untuk melestarikan sei budaya Indonesia,” pungkasnya.