Kesulitan Akses Terhadap Perawatan Kesehatan

DEPOKPOS – Kesulitan akses terhadap perawatan kesehatan adalah masalah sosial yang serius di beberapa negara, terutama yang memiliki sistem perawatan kesehatan yang tidak merata. Adapun ekuitas pelayanan kesehatan di Indonesia belum merata di tiap wilayah. Studi yang dilakukan sebelumnya menunjukkan probabilitas untuk akses pelayanan kesehatan terbukti berbeda antar wilayah yang dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan wilayah (Idris, 2016). Banyak orang tidak mampu membayar perawatan medis yang mereka butuhkan, sehingga mengakibatkan penundaan diagnosis dan perawatan, serta bertambahnya beban penyakit (Nurhadianah, N. 2022).

Masalah ini menunjukkan ketidaksetaraan dalam akses terhadap perawatan kesehatan yang berkualitas dan dapat berdampak negatif pada harapan hidup dan kualitas hidup. Berdasarkan sisi penyedia dan geografi terdapat ketidakmerataan persebaran tenaga kesehatan. Selain itu,penyediaan fasilitas kesehatan yang tersedia di sebagian wilayah Indonesia terutama di luar pulau Jawa dan Bali sangat terbatas. Ketidakmerataan fasilitas kesehatan juga terdapat di daerah yang bercirikan perkotaan dibandingkan dengan pedesaan. Perkotaan secara umum mempunyai fasilitas kesehatan lebih lengkap dibandingkan dengan pedesaan.

Selain itu menurut Mukti (2009), di beberapa provinsi di Indonesia, fasilitas kesehatan tidak didistribusikan secara merata. Misalnya, hanya ada satu puskesmas atau puskesmas pembantu (Pustu) untuk melayani penduduk di beberapa desa, yang menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan layanan kesehatan karena biaya transportasi yang tinggi. Aksesibilitas pelayanan kesehatan masih menjadi masalah di banyak tempat, terutama di daerah pedesaan, terpencil, dan kepulauan.

Satu hal lagi yang tak kalah penting adalah, masyarakat yang tidak memiliki kartu Indonesia sehat atau BPJS sering kali dikenakan biaya perawatan yang tinggi. Biaya pengobatan yang tinggi menjadi penghalang signifikan bagi banyak individu. Harga obat-obatan dan pemeriksaan medis yang mahal membuat masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah, cenderung mengabaikan gejala penyakit dan tidak mencari perawatan. Oleh karena itu, distribusi tenaga kesehatan dan peningkatan kapasitas fasilitas kesehatan, meratakan subsidi biaya kesehatan bagi rakyat miskin, termasuk mengatasi masalah jarak dan transportasi, harus terus dilakukan untuk membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan layanan kesehatan.

Stigma sosial terkadang cukup berpengaruh dalam mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap tenaga medis. Ditambah pengaruh media, informasi yang salah atau tidak akurat tentang kesehatan yang beredar di media sosial dapat membingungkan masyarakat dan menghambat kesadaran mereka. Tidak sedikit masyarakat lebih percaya untuk konsultasi pada dukun atau bidan yang menurut mereka dapat menyembuhkan penyakit dengan biaya yang sesuai dengan kantong.

Adapun solusi yang dapat ditawarkan penulis untuk menangani beberapa penyebab kesulitan dalam mendapatkan perawatan kesehatan yang telah disebutkan sebelumnya adalah.

• Peningkatan Infrastruktur Kesehatan
Pemerintah perlu meningkatkan investasi dalam infrastruktur kesehatan, termasuk memperluas jaringan rumah sakit, puskesmas, dan klinik di daerah terpencil. Hal ini akan membantu memastikan bahwa layanan kesehatan tersedia bagi semua masyarakat.

• Penyediaan Jaminan Kesehatan
Pengembangan program jaminan kesehatan yang lebih komprehensif dan inklusif akan membantu mengurangi beban biaya perawatan kesehatan bagi masyarakat. Ini termasuk memperluas cakupan asuransi kesehatan untuk mencakup lebih banyak individu dan layanan

• Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Kampanye pendidikan kesehatan perlu diperkuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat diharapkan lebih proaktif dalam mencari perawatan

• Penggunaan Teknologi Informasi
Integrasi teknologi informasi dalam layanan kesehatan, seperti telemedicine, dapat membantu menjangkau masyarakat di daerah terpencil yang sulit diakses. Ini memungkinkan pasien untuk mendapatkan konsultasi medis tanpa harus melakukan perjalanan jauh.

Dengan menerapkan solusi-solusi ini, diharapkan akses terhadap perawatan kesehatan dapat ditingkatkan, sehingga semua individu terutama yang berada di daerah terpencil dan berpenghasilan rendah, dapat memperoleh perawatan yang layak dan berkualitas.

Oleh: Habib Mujadid Alfahmi