MJ. Jakarta – Buku berjudul Logika Berpancasila karya Yudhie Haryono hadir di tengah kegelisahan bangsa dalam memahami Pancasila sebagai ideologi yang hidup. Dalam konteks globalisasi dan modernisasi, diskursus tentang Pancasila sering kali terbatas pada formalitas dan seremonial belaka.
Buku ini mencoba menawarkan perspektif baru dengan mengajak pembaca untuk “melogikakan Pancasila dan mempancasilakan logika”—sebuah pendekatan yang segar dan sarat provokasi intelektual.
Sebagai seorang pemikir kritis dan berani, Yudhie Haryono menulis buku ini dengan harapan membangkitkan kesadaran tentang pentingnya Pancasila sebagai landasan berpikir yang menyentuh segala aspek kehidupan sehari-hari.
Pancasila tidak hanya diposisikan sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai filosofi hidup yang harus menjadi pijakan dalam cara kita berlogika. Dengan bahasa yang lugas namun kaya referensi akademis, Yudhie membuka ruang diskusi yang lebih mendalam tentang peran Pancasila dalam membentuk pemikiran rasional bangsa ini.
Mengapa Logika Berpancasila?
Sebagaimana dijelaskan dalam epilog buku yang diterbitkan oleh Perkumpulan Pusaka Indonesia Gemahripah, Logika Berpancasila menekankan pentingnya menghubungkan nilai-nilai Pancasila dengan logika yang berkembang di tengah masyarakat.
Yudhie Haryono, melalui karyanya, menegaskan bahwa Pancasila bukan hanya sekadar kumpulan sila yang dihafal dan diucapkan, melainkan harus diinternalisasikan sebagai kerangka berpikir yang logis dan relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi Yudhie, Pancasila harus menjadi landasan dalam setiap pengambilan keputusan, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, maupun budaya. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam logika masyarakat, bangsa ini diharapkan mampu menghadapi tantangan global dengan pijakan yang kokoh, tanpa kehilangan jati diri.
Pandangan ini menempatkan Pancasila sebagai ideologi yang hidup, dinamis, dan dapat diterapkan secara nyata dalam segala aspek kehidupan.
Sebagai bangsa yang lahir dari keragaman, Yudhie Haryono menegaskan bahwa Pancasila tidak boleh dipahami secara dogmatis. Justru, nilai-nilai Pancasila harus mampu menampung dinamika peradaban modern tanpa kehilangan akar lokalitasnya.
Dengan logika berpancasila, bangsa ini bisa memperkuat tatanan moral dan kebangsaan yang tetap adaptif terhadap perubahan zaman. Dalam pandangan Yudhie, Pancasila bukan hanya pedoman normatif, tetapi juga kerangka berpikir yang fleksibel dan relevan di era modern.
Yudhie juga mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan terhadap infiltrasi ideologi yang bertentangan dengan esensi Pancasila. Ideologi seperti liberalisme, kapitalisme, dan radikalisme keagamaan sering kali berusaha menggoyahkan fondasi kebangsaan. Dalam konteks ini, Yudhie mengajak kita untuk lebih kritis dan berani melawan arus global yang kadang mendistorsikan identitas bangsa.
Gaya Bahasa yang Menggelitik Pemikiran Salah satu daya tarik buku Logika Berpancasila terletak pada gaya penulisan Yudhie yang penuh intrik intelektual. Ia tidak segan-segan melontarkan kritik tajam kepada mereka yang hanya memandang Pancasila sebagai alat politik semata.
Melalui analogi-analogi kreatif, Yudhie mendorong pembaca untuk berpikir ulang tentang peran Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa. Buku ini tidak hanya mengajak kita untuk “melogikakan Pancasila,” tetapi juga untuk “mempancasilakan logika”—sebuah konsep yang menggugah kesadaran bahwa keputusan-keputusan kita, baik di bidang pribadi maupun publik, harus selalu mengacu pada nilai-nilai Pancasila.
Kritik sosial yang diutarakan oleh Yudhie bukan sekadar keluhan tanpa solusi. Sebaliknya, ia menawarkan paradigma baru yang bisa menjadi landasan moralitas bangsa. Dalam salah satu bagian, Yudhie menekankan pentingnya prinsip gotong royong sebagai manifestasi logika berpancasila dalam ekonomi.
Baginya, ekonomi kerakyatan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama adalah contoh konkret bagaimana Pancasila bisa bekerja dalam tataran praktis, menghadirkan kesejahteraan yang berkeadilan.
Relevansi Buku di Tengah Tantangan Zaman
Mengapa Logika Berpancasila sangat relevan hari ini? Di tengah arus globalisasi dan individualisme yang kian kuat, kita sering kali melupakan pondasi kebangsaan yang kokoh. Buku ini hadir untuk mengingatkan kembali esensi Pancasila sebagai pemandu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Yudhie Haryono, dengan kepiawaiannya, memadukan gagasan teoretis dengan contoh-contoh praktis di sekitar kita, menjadikan buku ini relevan tidak hanya bagi kalangan akademisi, tetapi juga masyarakat umum yang ingin memahami Pancasila secara lebih mendalam.
Selain itu, buku ini merupakan kritik tajam terhadap pemerintah dan elite politik yang kerap menggunakan Pancasila sebagai jargon kosong tanpa makna yang mendalam. Yudhie dengan cerdas menegaskan bahwa Pancasila tidak boleh berhenti pada seremoni belaka, melainkan harus diinternalisasikan dalam logika berpikir dan diwujudkan dalam tindakan nyata.
Buku ini adalah bacaan wajib bagi seluruh rakyat Indonesia yang ingin memahami Pancasila lebih dari sekadar doktrin negara. Dengan perspektif yang segar, kritis, dan mengundang intrik intelektual, buku ini mendorong pembaca untuk berpikir ulang tentang cara kita memaknai Pancasila.
Melalui bahasa yang provokatif namun tetap akademis, Yudhie berhasil membuka ruang diskusi baru tentang relevansi Pancasila di era modern ini. Bagi siapa pun yang ingin membangun kesadaran baru tentang Pancasila sebagai falsafah hidup, Logika Berpancasila adalah panduan yang tepat.